BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan atau “homo educandum “. Manusia dipandang sebagai homo educandum yaitu makhluk yang harus dididik, oleh karena menurut aspek ini nanusia dikategorikan sebagai “animal educabil ” yang sebangsa binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang selain manusia hanya dapat dilakukan dressur (latihan) sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis (tidak berubah).
Perlunya manusia untuk dididik menurut Hasan Langgulung terlebih dahulu harus dilihat dari dua segi aspek pendidikan sebagai berikut:
“Pertama dari segi pandangan masyarakat dan kedua dari segi pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat itu tetap berkelanjutan. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara”.
Dari segi pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Seperti potensi akal, potensi berbahasa, potensi agama dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut harus diusahakan dan dikembangkan agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Dilihat dari kedua sudut pandangan tersebut di atas, maka manusia perlu sekali diberi pendidikan, karena tanpa pendidikan pewarisan kebudayaan dan pengembangan potensi manusia tak dapat dilakukan dengan sepenuhnya.
Di dalam kitab suci Al-qur’an manusia disebut sebagai ahsanu taqwim, yang berarti sebaik-baik bentuk, dan diantara makhluk Tuhan memang manusialah yang paling baik kejadiannya. Terutama yang paling penting bagi manusia yang membedakannya dengan binatang adalah bahwa manusia mempunyai akal.
Dengan akal yang ada padanya ini manusia berusaha berjuang dan bekerja keras untuk memperbaiki kehidupannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Al-Luqman ayat 13 :
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi nasehat kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.”
Surat Al Luqman adalah termasuk surat Makkiyah, terdiri dari 34 ayat, surat ini diturunkan setelah surat Ash – Shaffat.
Luqman adalah seorang yang Sholeh dan memiliki akhlaq yang mulia, yaitu akhlaq yang berbasiskan kepada keimanan yang kokoh. Namanya diabadikan oleh Allah dalam salah satu surat di dalam Al Qur an, yakni surat ke 31. Sehingga di dalam surat ini Allah memberikan pelajaran kepada kita akan kesholehan Luqman dalam memberikan nasehat kepada anaknya, yakni nasehat yang mengandung unsur “keilmuan” yang mendalam, “keihklasan” yang suci dan “kecintaan”yang tinggi.
Luqman bernama lengkap 'Luqman Bin Anqa' Bin Sadun" Anak yang dinasehati bernama Taran, mereka penduduk biasa dari Habasyah ( Ethiopia ). Dalam sebuat kitab tafsir diceritakan bahwa Luqman adalah seorang budak, ciri-ciri tubuhnya sama seperti orang Ethiopia lainya yang kebanyakan berkulit hitam legam dan berbibir tebal. Tetapi Allah tak pernah melihat dari bentuk fisik . Hati Luqman memancarkan cahaya iman dan keagungan seorang manusia. Kejernihan hidup tergambar dibalik rendah martabatnya sebagai budak. Sebenarnya nasehat Luqman yang terdapat dalam Al Qur'an itu hanyalah nasehat kepada anaknya sendiri. Tetapi Allah mengabadikan dalam Al Qur'an agar setiap umat belajar dari apa yang dilakukan Luqman. Karena nasehat pada anak adalah sangat penting untuk membentuk karakter dan perwatakan sebagai bekal kehidupan kelak.
Anak adalah amanah titipan Allah, sudah selayaknya hanya kita didik sesuai ketentuan dari yang menitipkannya yaitu Allah SWT. Oleh karena itu penting bagi kita mempelajari apa yang Allah mau bukan sekedar apa yang kita mau. Anak yang sholeh adalah permata dan cahaya mata bagi orang tuanya di dunia dan akherat.
Kewajiban kita kepada keluarga kita; ayah, ibu, suami, istri dan anak-anak dan kerabat:
"Hai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...." (QS At Tahrim:6). Maka marilah kita saling menasehati dalam kebaikan.
B. Asbabun Nuzul Surat Al-Luqman ayat 13
Ketika ayat ke-82 dari surat Al-An’am diturunkan,para sahabat merasa keberatan. Maka mereka datang menghadap Rasulullah SAW,seraya berkata “ Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang dapat membersihkan keimanannya dari perbuatan zalim ?”.Jawab beliau “ Bukan begitu,bukanlah kamu telah mendengarkan wasiat Lukman Hakim kepada anaknya : Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.
Allah menjelaskan bahwa luqman telah diberi hikmat, karena itu luqman bersyukur kepada Tuhannya atas semua nikmat yang telah dilimpahkan Nya kepada dirinya.Allah SWT mewasiatkan kepada mereka supaya memperlakukan orang-orang tua mereka dengan cara yang baik dan selalu memelihara hak-haknya sebagai orang tua. Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu merupakan kezaliman yang besar.Imam bukhori telah meriwayatkan sebuah hadist yang bersumber dari Ibnu Mas’ud ,Ia telah menceritakan, bahwa ketika ayat ini diturunkan ,yaitu firmannya :
Surat Al-Luqman ayat 13 di pandang dari segi pendidikan bagi peserta didik ;
· Mengajarkan pada peserta didik untuk tidak menyekutukan Allah, Walaupun seandainya perintah menyekutukan Allah datang dari orang tua (ibu dan bapak), maka perintah tersebut tetap harus ditolak.
Kewajiban bagi peserta didik untuk berbakti kepada ibu bapaknya dengan cara berlaku santun dan lemah lembut.
· Mengajarkan peserta didik untuk selalu menjalankan perbuatan amar ma’ruf dan nahi munkar.
· Mengajarkan peserta didik untuk menjalankan hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama.
C. Tafsir Perkata Surat Al-Luqman ayat 13
Dan ketika : Î)ur
Berkata :A$s%
Lukman : `»yJø)ä9
Kepada Putranya :mÏZö/ew
u dan dia : qèdu
Dia Menasehati :mÝàÏèt
Wahai anak ku :Óo_ç6»t
Kamu menyekutukan Allah : !$$Î/ õ8Îô³è@
Mempersekutukan :8÷Åe³9$
Adalah kezaliman :Où=Ýàs9
Yang Besar : OÏàtã
D. Surat Al-Luqman ayat 14 :
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada semua manusia (supaya berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dengan lemah dan bertambah lemah dan (kemudian) menyapihkannya dalam (usia) dua tahun; Oleh karena itu hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu; Kepada-Kulah tempat kembali”.
E. Asbabun Nuzul Al-Luqman ayat 14 :
Al- Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya, dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Ia berkata: Aku adalah seseorang pria yang amat mencintai ibuku. Tetapi setelah aku masuk Islam, ibuku itu berkata kepadaku: Hai sa’ad! Agama apa ini, kulihat engkau mengada-ada. Tinggalkan agamamu ini atau aku akan mogok makan dan minum, sampai mati. Dengan begitu engkau akan tercemar lantaran aku, yaitu engkau akan dituduh sebagai pembunuh ibunya. Begitulah lalu aku berkata kepada ibuku: Hai Ibu! Jangan engkau kerjakan itu semua, tetapi aku juga tidak bakal meninggalkan agamaku ini selama-lamanya karena faktor apapun.
Ibuku nekad, sehari semalam sudah mulai tidak makan dan tidak minum. Pagi harinya sudah tampak sangat letih. Hari kedua dia tidak mau makan juga dan badannya sudah semakin bertambah letih. Hari ketigapun tidak mau makan dan badannya semakin bertambah letih.
Melihat keadaan yang demikian itu, aku kemudian berkata kepadanya: Hai Ibu! Ketahuilah, demi Allah! Seandainya engkau mempunyai seratus nyawa, lalu nyawa itu keluar satu persatu (dengan bertahap), namun aku tetap tidak akan mau meninggalkan agamaku ini, karena faktor apapun. Jika engkau sudi, makanlah dan jika engkau tidak sudi, jangan makan.
Melihat keteguhan Sa’ad yang demikian itu, akhirnya Ibunya mau makan. Lalu Allah menurunkan ayat “Dan jika kedua orang tuamu itu sungguh-sungguh memaksamu agar engkau menyekutukan aku
Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada orangtua, lebih-lebih kepada Ibu yang telah mengandung. Ayat ini tidak menyebut jasa Bapak, tetapi menekankan pada jasa Ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahan Ibu, berbeda dengan Bapak. Di sisi lain,,” peranana Bapak” dalam konteks kelahiran anak, lebih ringan dibanding dengan peranan Ibu. Betapapun peranan tidak sebesar peranan ibu dalam proses kelahiran anak, namun jasanya tidak diabaikan karena itu anak berkewajiban berdoa untuk ayahya, sebagai berdoa untuk ibunya. Karena begitu besar jasa Ibu, dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa: Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).
Karena itulah, setiap anak harus menyadari perjuangan dan susah payah orangtuanya. Di samping harus taat kepada ajaran agama, berbakti kepada kedua orang tua, juga harus berusah keras belajar dan menunut ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama, sehingga mereka bersama-sama kedua orang tuanya memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian di akhirat kelak.
Dalam surah lain pula disebutkan seperti surah al-Baqarah:83, an-Nisa:36, al-An’am:151, dan al-Isra’:23 membahas tentang perlunya berbakti kepada orang tua. Sedangkan surah Luqman menyampaikan pesan untuk berbkati kepada orangtua dalam bentuk perintah Allah.
F. Tafsir Perkata Surat Al-Luqman ayat 13
Dan kami wasiatkan : $uZø¢¹urur
Ïuntuk berbakti kepada kedua orang tua : m÷yÏ9ºuqÎ/
Telah mengandung :mBé& m÷Fn=uHxq
Dengan lemah : $·Z÷dur
Diatas : n?tã
kelemahan, mengandung :`÷dur
9 dan penyapi hanya : mè=»|ÁÏùur
Dalam :Îû È
Masa dua tahun : û÷ütB%tæ
öbersyukulah kamu :à6ô©$#
Dan kedua orang tuamu :7÷yÏ9ºuqÎ9ur
çtempat kembali :ÅÁyJø9$#
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan konsep pendidikan menurut Al-Qur’an diarahkan pada upaya menolong anak didik agar dapat melaksanakan fungsinya mengabdi kepada Allah. Seluruh potensi yang dimiliki anak didik yaitu potensi intelektual, jiwa dan jasmani harus di bina secara terpadu dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang tergambar dalam sosok manusia seutuhnya.
· Dan mengajarkan pesertadidik untuk selalu menghormati kedua orang tua,menjalankan perbuatan amar ma’ruf dan nahi munkar,serta mengajarkan peserta didik untuk menjalankan hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama.
· Juga diterangakan agar seluruh manusia menghormati dan menghargai kedua orang tuanya karena ia yang telah berjuang membesarkan kita, tanpa ada kata penat dan lelah, yang ada hanyalah keinginan agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses dikehidupannya, dan berbakti pada yang maha kuasa.
B. Kesimpulan
Agar peserta didik dapat menerapkan ajaran yang terdapat pada surat al-luqman dalam kehidupan sehari-hari, baik itu kepada Allah SWT, kedua orang tua, serta kepada manusia-manusia yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tafsir Al Misbah, M.Quraish Shihab.
2. Tafsir Al-Hidayat Penerbit PT. Kalim
3. A.Mudjab Mahali,2002,Asbabun Nuzul : studi pendalaman Al-quran surat Al-Baqarah-Annas, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
4. Al-Quran dan terjemah,surat Al-Luqman ayat 13
5. Al-Quran dan terjemah,surat Al-Luqman ayat 14